Tag Archives: Puisi Cinta

puisi cinta

14 Puisi Cinta Romantis Ungkapan Rasa Terbaru

woazy.com – Beberapa puisi cinta dan puisi romantis berikut ini adalah pelampiasan rasa cinta dan kegalauan karena hubungan asmara melalui bait-bait puisi pendek yang tentunya akan menggugah perasaan ketika dibaca. Silahkan disimak!

Kumpulan Puisi Cinta Romantis


Puisi Cinta: Maukah Kau

Terangnya rembulan
Temani tidurku
Warnai malam gelap
Menuju alam mimpi

Esok hari
Akankah ku bangun dengan senyum
Senyuman bahagia
Melihat senyum indahnya

Esok hari
Kumau berjumpa
Kumau bersama
Sampai kapanpun jua

Maukah kau berjumpa
Maukah kau bersama
Diriku yang penuh salah
Diriku yang tak sempurna


Puisi: Rasa ini Ujian Bagiku

Melihatmu
Mampu merekahkan senyumku
Berada di sampingmu
Buatku merasakan kenyamanan

Aku jatuh cinta
Pada seorang yg tak biasa
Tak seharusnya
Dan tak disangka Continue reading

Advertisement

Puisi Cinta – Tembang Merah Jingga

Puisi cinta berikut ini adalah sebuah apresiasi cinta melalui bait syair puisi. Semoga bisa menjadi bacaan romantis yang menarik dan menginspirasi.

***

Tembang Merah Jingga
Oleh Beni Guntarman

Rinduku melayang tinggi ke langit penuh cahaya
Bias-bias sinar merah jingga sejauh tatapan mata
Bangkit kenangan pada sebuah kota di masa silam
Dalam buaian ombak rindunya kujatuh tenggelam

Debu jalanan meruap, masuk ke alam bawah sadar
Jalanan tanah berbukit-bukit, uap panas membakar
Angin senja membelai, tercium wangi anggrek bulan
Di simpang tiga, cinta itu berlalu, menjadi kenangan Continue reading

Purnama Tanpa Akhir Cerita, Oleh Astrie Linda

Kuceritakan lagi tentang purnama..
Suatu hari..
Pernah kubayangkan perihnya melihat purnama tersenyum dan pergi menuju arah yang berlawanan
Tepat!
Dipermulaan bulan Dzulhijah
Purnama akan segera pergi
Dan kotak hitam yang mengapung itu akan terseret ombak kehidupan
Hingga ia hilang tanpa arah yang pasti
Tidak ada akhir cerita..

Terima kasih kuucap untuk yang kesekian kali
Atas kesetiaanmu menemani menghiasi mimpi
Sampai aku terbangun kembali dan menyadari
Bahwa banyak nikmat Tuhan patut disyukuri

Kuingatkan padamu, simpan rapat rahasia yang pernah kubisikkan dimalam itu..
Malam indah yang sinarmu begitu sempurna
Cerita kita tidak akan pernah berakhir, Purnama
Karena Purnama akan selalu ada pada setiap waktunya..

Gelora, Oleh Ibrahim Pasha

Puisi Ibrahim Pasha

Kekayaan rahasiaku di seluruh penjuru dunia
Mutiaraku bergemarai di setiap hari-hari nan kelam
Kepak sayap rahasiaku di setiap burung yang jatuh
Keyakinanku penuhi dada
Dan segenap jiwaku memancar di rona wajah.

Kekasihku, permaisuriku…
Ingin rasanya kumelebur, mengatakan cinta dan cinta
Risauku bukan karena terpisahnya kita, tetapi karena menyatunya diriku denganmu
Hatiku pecah, sayap-sayapku patah.

Aku terbang tanpa pernah berhenti
Telingaku menjadi tuli, sedang mataku tak mampu lagi melihat
Satu-satunya jalan yang kutempuh hanya menuju cinta
bukankah cinta yang membuat hujan bergerimis
yang mengubah awan gemawan menjadi rintik air hujan – hujan menjadi mega
yang menyemaikan benih, menyatukannya dengan hamparan tanah
kemudian tumbuh dan berkembang
Bukankah demikian pertemuan pecinta dengan belahan jiwanya?

Kekasihku, duhai permaisuriku…
Air mencintai bumi sebagaimana cintaku padamu
Tiada peduli pada teriknya mentari yang membakar
Tak peduli harus berubah dari waktu ke waktu
Betapapun harus mengembara jauh ke langit biru
Ia memahami suatu hari kelak akan kembali ke bumi.

Ia menunggu dalam ketabahan, betapapun
Angin akan melantakan
Petir membakar
Langit bergemuruh
Air itu kembali berjumpa cinta nya, lagi!

Segenap semesta menghadiri pertemuan dua cinta itu
Kekayaan yang tersembunyi itu ada di seluruh penjuru dunia
Mutiaraku bergemarai di setiap hari-hari nan kelam
Sayap-sayapku mengepak indah pada burung yang patah
Keyakinanku penuhi dada

Dan segenap jiwaku memancar di rona wajah.
Ingin rasanya kumelebur, mengatakan cinta dan cinta
Risauku bukan karena terpisahnya kita, tetapi karena menyatunya diriku denganmu

Penuh Tanya?

Penuh Tanya
Hitam….
Itu adalah aku
Dan kau..
Terlalu putih untuk ku miliki
Ku coba merubah hitam menjadi merah
Tapi pada kenyataannya
Kau terlalu abu – abu bagiku
Apa mungkin rasaku untuk mu..
Seperti hitam dan putih….?
Atu bahkan hanya sekedar abu – abu…?
Mungkin…

Tuhan tak menakdirkan kita bersatu
Tapi mengapa rasa ini terus menggebu..?
Memanggil namamu…?
Menginginkan keberadaanmu disini..?
Apakah Tuhan hanya ingin menyiksaku…?
Menyiksa perasaanku
Tapi mengapa..?
Jika aku tak ditakdirkan denganmu
Mengapa rasa ini sulit hilang di hatiku….?
Dan bayangmu,,
Tak pernah lepas di pikiranku
Aku hanya ibarat kupu – kupu yang malang
Terbang tanpa arah dan tujuan
Jauh….dan semakin jauh aku terbang
Sampai ahirnya..
Di suatu lembah yang jauh
Ku temukan sang kumbang
Dan aku berharap…
Kumbang itu adalah kamu….