Berikut ini adalah sebuah cerpen persahabatan yang bisa menjadi bacaan menarik untuk memaknai arti persahabatan sejati dalam kehidupanmu.
Malam Yang Indah
“Rara bangun!” teriak mama.
“Iya aku sudah bangun,” jawabku. Segera aku menuruni tangga untuk sarapan.
Hai namaku Rara Restiara aku mempunyai sahabat bernama Riri dan Risa mereka adalah sahabat terbaikku.
“Hai Ra ” sapa Risa padaku.
“Pagi Sa,” sapaku padanya.
“Ini undangan ulang tahunku,” ujarnya padaku sambil mengeluarkan undang dari tasnya.
“Makasih Sa,” ujarku menerima undangannya.
“Hayo lagi ngapain kalian nggak ngajak-ngajak?” tanya Riri pada kami.
“Ini undangan ulang tahunku tadi kamu sih kelamaan datang,” ujarnya marah.
“Makasih Sa jangan marah dong senyum,” ujarnya menerima undangan dari Risa.
Ting, ting, ting “Bel udah bunyi tuh yuk kita masuk,” ajakku pada mereka.
“Yuk,” jawab mereka bersamaan. Kami masuk ke dalam kelas ku lihat Risa akhir-akhir ini suka sekali murung, aku menghampirinya untuk menyisir rambut seperti yang ku lakukan saat dia sedang murung. “Sa sini biar aku sisir rambut kamu,” ujarku sambil mengambil sisirnya.
“Jangan Rara aku nggak mau,” bentaknya padaku.
“Baiklah,” jawabku. Tidak seperti biasa dia marah saat aku mau menyisir rambutnya tapi sudahlah nanti saat istirahat aku mau minta maaf padanya.
Ting, ting, “Ri yuk kita ke kantin ajak Risa juga,” ajakku pada Riri.
“Risa yuk kita ke kantin,” ajakku pada Risa.
“Nggak ahh,” bentaknya pada kami.
“Ra kok dari tadi pagi sikap Risa aneh marah-marah terus,” tanya Riri padaku.
“Aku juga nggak tahu,” jawabku padanya. Aku pun mengkhayal tentang Risa kok akhir-akhir ini dia aneh.
2 hari telah berlalu tapi Risa tetap dengan sikapnya itu dan hari, hari pesta ulang tahunnya aku mengajak Riri ke toko kado untuk membeli hadiah untuk Risa.
“Ra bagaimana dengan gelang dan kalung ini?” tanyanya padaku.
“Iya itu saja yang kita ambil untuk kado Risa,” jawabku padanya. Kalung dan gelang itu kita jadikan hadiah pada Risa dan kami pulang ke rumah masing-masing untuk bersiap ke pesta ulang tahunnya Risa dengan membawa hadiah yang sudah kita beli padanya. Dan malam pun tiba kami pergi ke pesta ulang tahun Risa tapi dia tidak kelihatan di pesta ulang tahunnya sendiri. Kami mencarinya dan kami melihatnya di atas loteng sedang menatap bintang.
“Hai Risa kamu jangan marah sama kita kita tidak bermaksud mengganggu ketenangan kamu,” ujar Riri pada Risa.
“Tidak kok aku malah ingin minta maaf sama kalian,” ujarnya pada kami. “Kamu kenapa kamu sakit?” tanyaku padanya.
“Iya aku mengidap tumor yang ada di otakku,” ujarnya pada kami.
“Hei lihat bintangnya sangat indah,” ujar Riri pada kami dan kami semua melihat indahnya bintang malam itu Riri aku dan Risa berpelukan sambil meneteskan air mata mengingat malam ini adalah malam malam terakhir Risa.
2 minggu setelah malam itu dan malam dimana di akan dibawa ke singapur, “Rara, Risa Ra, Risa!” teriak Riri padaku.
“Risa kenapa?” tanyaku khawatir.
“Risa ada di sini,” ujarnya padaku lalu Risa muncul dari belakang Riri.
“Risa,” ujarku sambil memeluk Risa. Sekarang Risa telah menjadi Risa yang dulu yang ceria dan yang bawel sekarang Risa telah sembuh dari penyakitnya.
Cerpen Karangan: Ummu Qalsum Putri Akhmad
Facebook: Ummu Nack Kaltus