Inilah kisah seorang anak muda yang tak pernah memalingkan hatinya ke wanita lain walau sudah berpisah dari pasangannya. Namanya Wahyu seorang anak tukang tampal yang kuliah di kampus IAIN sultan amai gorontalo semester 1. Wahyu telah pacaran selama 2 tahun dengan seorang gadis yang masih duduk di bangku SMK. Pada awalnya hubungan mereka baik-baik saja dan walau kadang mereka bertengkar, namun semua pertengkaran yang mereka alami tidak menjadikan mereka berpisah.
Tapi penyebab mereka terpisah adalah kehadiran orang ketiga yang mencoba merebut Nisa -nama pacar Wahyu- dari genggaman Wahyu. Selama pacaran Wahyu tak pernah menaruh curiga terhadap Nisa, karena Wahyu tahu Nisa tak akan menduakannya, tapi apa daya hanya karena permasalahan yang kecil mereka berdua Nisa pun meminta untuk mengakhiri hubungan yang telah lama mereka jaga selama 2 tahun dan harapan Wahyu pun pupus. Wahyu yang saat itu masih tak percaya dengan keputusan Nisa, Wahyu pun memutuskan pergi menemui Nisa di rumahnya.
Wahyu menunggu Nisa di depan rumahnya dan mencoba menghubungi Nisa lewat Mamanya untuk memberitahu kalau dia sedang di depan rumahnya. Namun tak dihiraukan oleh Nisa. Nisa menolak untuk menemui Nisa tapi Wahyu tak menyerah Wahyu menunggu Nisa walau malam sudah larut dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 2:00. Wahyu tak mempedulikan semua itu, Wahyu hanya memikirkan bagaimana caranya dia dapat bertemu dengan orang yang sangat ia cintai walau harus mengorbankan dirinya. Ketika Wahyu menunggu Nisa tiba-tiba hp-nya berbunyi.
“kriinggg..”
Wahyu pun mengangkatnya.
“halo Nisa..”
“hey nih gue Budi bukan Nisa..” jawab teman Wahyu.
“oh lo di, kenapa di..” dengan nada lemas.
“kok lo lemas? lo lagi sakit ya bro?” tanya Budi yang heran terhadap Wahyu.
“nggak bro gue nggak sakit..” jawab Wahyu yang mencoba menyembunyikan permasalahannya.
“okelah.. eh ngomong-ngomong lo di mana bro?” tanya Budi.
“di depan rumah Nisa.. eh bukan di rumah ni bro..” gugup karena takut kalau nanti Budi tahu.
“oke..”
Budi pun menutup teleponnya. Tak lama kemudian Budi datang menemui Wahyu.
“hey lo kenapa.. kehabisan bensin ya?” tanya Budi sambil menepuk pundak Wahyu.
“eh nggak kok, kamu ngapain di sini?” tanya Wahyu sambil menahan tangisnya.
“eh lo kenapa, lo habis nangis ya?” tanya Budi yang iba ke sahabatnya itu.
“gue diputusin Nisa.. tanpa sebab yang jelas..”
“loh kok bisa?” tanya Budi yang heran.
“iya, makanya aku nungguin dia untuk menanyakan alasannya, kenapa dia memutuskan hubungan aku dan dia..”
“lo yang sabar ya bro.. terus lo belum pulang udah hampir subuh nih. Lo jangan jadi kayak gini dong bro, masih banyak wanita yang lebih baik daripada dia..” sambil menyemangati Wahyu yang tak mau pulang.
“nggak bro.. aku nggak akan pulang sebelum Nisa ke luar.” sambil menarik napas panjang.
Tak lama kemudian Kakak sepupu Nisa yang baru pulang kerja datang dan melihat Wahyu dan Budi ngobrol di depan rumah.
“yu.. kamu lagi ngapain de?” tanya Kak Mentari.
“eh.. Kak Mentari, lagi nungguin Nisa kak..” jawab Wahyu.
“kenapa.. kok udah jam segini kamu masih nungguin Nisa? kan udah jam 2, atau kamu mau ngajak jalan dia lagi?” tanya Mentari yang curiga.
“nggak kok.. aku hanya mau nanyain alasan Nisa memutuskan aku..” sambil menundukkan kepala.
“loh kenapa bisa?” tanya Mentari.
“makanya aku nungguin dia.. walau harus menunggu hingga besok,”
“gini kamu pulang aja dulu, nanti Kakak coba tanyain ke Nisa apa penyebab dia bisa begitu.. yang namanya jodoh tak akan lari ke mana walau jodoh itu kita tunggu hingga bertahun-tahun..” mencoba menghibur Wahyu yang sedang menangis.
“iya kak.. aku pulang dulu ya..”
Akhirnya mentari berhasil membujuk Wahyu untuk pulang, Wahyu pun pulang. Keesokan harinya Wahyu memutuskan lagi menemui Nisa di sekolahnya. Perjuangan Wahyu pun tak sia-sia, lamanya waktu yang Wahyu habiskan untuk menunggu orang yang disayanginya pun terjawab. Nisa datang dan menemuinya dan menjelaskan apa alasan Nisa untuk memutuskan Wahyu.
“nis.. kenapa kamu memutuskan hubungan kita berdua?” tanya Wahyu sambil memegang erat tangan Nisa.
“kamu udah berubah yu.. kamu nggak kayak dulu lagi.. kamu udah kasar dan selalu marah tanpa sebab ke aku, aku selalu mengerti kamu tapi kamu tak pernah sedikit pun bisa mengerti perasaanku terhadapmu, dan sebenarnya aku sudah punya penggantimu, aku mohon pergi dan jangan pernah menggangguku lagi..”
“aku minta maaf kalau selama ini aku tak pernah bisa mengerti kamu.. tapi aku mohon jangan kamu mengakhiri hubungan ini..”
“aku sudah tak bisa.. aku minta maaf..”
“oke kalau itu memang sudah keputusan kamu.. aku akan berusaha menerima semua keputusan kamu.. I love you Nis.. aku akan selalu menunggumu..” Wahyu pun pergi meninggalkan Nisa dengan hati yang sakit.
Tak terasa sudah seminggu mereka putus dan Wahyu pun mencoba move on dan melupakan ingatannya terhadap Nisa. Untuk mengisi waktunya, Wahyu mengikuti pengkaderan suatu organisasi luar kampus selama 5 hari. Selama mengikuti pengkaderan Wahyu menemui banyak wanita yang cantik-cantik tapi tak satu pun bisa menggantikan Nisa di hatinya. Namun ketika Wahyu dan peserta pengkaderan menerima materi Wahyu tertegun dan terdiam ketika melihat seorang wanita yang juga peserta yang langsung menarik hatinya. Wahyu pun mencoba mencari tahu siapakah wanita itu. Ketika mereka istirahat untuk makan Wahyu mendapat kesempatan untuk berkenalan dengannya.
“hai.. nama kamu siapa?”
“oh.. aku Asma..”
“kamu yang datangnya terlambat ya?”
“iya.. aku terlambat soalnya baru kemarin dengar infonya..”
“okelah kalau gitu lanjutin aja makannya.. eh lupa namaku Wahyu salam kenal ya..”
“iya..” Wahyu pun berhasil mendapatkan nama dari wanita tersebut.
Sela pengkaderan Wahyu mencoba menarik perhatian Asma agar Asma dapat tertrarik dengan Wahyu. 4 hari mereka di lokasi pengkaderan mereka berdua akhirnya telah akrab satu sama lain sehingga tanpa Wahyu sadari Asma pun menyimpan rasa yang lebih terhadap Wahyu. Sebelum meninggalkan lokasi pengkaderan mereka saling menukarkan nomor hp mereka berdua sehingga Wahyu dan asma pun lebih dekat satu sama lainnya. Sebulan setelah Wahyu memutuskan untuk menembak Asma dan menjadikannya pengganti Nisa di dalam hatinya. Wahyu pun mencoba mengajak Asma makan malam di luar.
“kriiing.. kriing..”
“halo yu ada apa?” tanya Asma yang sedang asyik membaca buku.
“kamu lagi ngapain.. kamu sibuk nggak?” tanya Wahyu yang berharap Asma dapat menerima tawarannya.
“nggak.. malahan aku lagi bosan aja nih..”
“makan di luar yuk.. aku yang bayarin..”
“umm.. bolehlah.. tapi kamu yang bayarin..”
“siip.. aku jemput sekarang ya..”
“iya..”
Tak lama kemudian Wahyu pun sampai di depan rumah Asma.
“piiip.. piip..”
“oh kamu udah sampai, ayo kita berangkat..”
“oke..”
Mereka pun pergi ke tempat langganan Wahyu. Setibanya di sana mereka pun memesan makanan kesukaan mereka dan Wahyu pun tak sabar untuk menyatakan perasaannya kepada Asma. Dan ketika Wahyu mau menegur Asma Wahyu diam tanpa kata ketika melihat Nisa yang datang menemuinya.
“Wahyu..” sambil memeluk Wahyu.
“eh.. kok kamu tahu aku di sini?” tanya Wahyu yang kaget.
Asma pun heran dan tanpa sepengetahuan Wahyu Asma meninggalkan mereka berdua dengan air mata yang membasahi pipi Asma yang cemburu buta.
“iya aku tahu kamu di sini, karena aku mengikutimu. Aku hanya mau minta maaf dan ingin balik lagi padamu, aku sadar selama ini yang bodoh ternyata aku, aku pergi dengan orang yang tak menyayangiku dan meninggalkan kamu yang menyayangiku dengan setulus hatimu. Aku mohon berikan aku kesempatan kedua..”
“sebenarnya aku mau.. tapi maaf aku sudah mempunyai penggantimu.. dan dia adalah Asma..” sambil melepaskan pelukan Nisa dan membalikkan badannya untuk mengenalkan Asma ke Nisa. Tapi Asmanya telah sudah lama pergi meninggalkan mereka. Ketika Wahyu mengetahui bahwa Asma telah lama pergi Wahyu pun mencari Asma dan mencoba menghubunginya.
“halo Asma kamu di mana?” sambil mencari Asma.
“aku dah pulang, maaf aku tak bilang ke kamu..”
“kenapa kamu pergi?”
“Wahyu sebenarnya aku sayang sama kamu tapi perasaan itu telah hancur dengan kehadiran mantan kekasihmu yang dulu. Aku akan tetap menjadi temanmu walau butuh waktu lama untuk mengerti semua ini..”
“aku minta maaf telah membuatmu kecewa, tapi sesungguhnya aku juga sangat menyayangimu. Tapi aku juga tak bisa melupakan Nisa yang telah lama hadir di dalam hati ini, tapi aku mohon jangan pernah memutuskan tali pertemanan kita..”
Tanpa memberi jawaban Asma pun lengsung menutup teleponnya. Wahyu pun segera berlari ke rumah makan untuk menemui Nisa.
“maaf aku lama..” jelas Wahyu sambil menghela napas.
“iya aku mengerti kok..”
“sebenarnya aku juga masih sayang kamu.. dan tak ada niat untuk menggantikanmu, tapi lamanya aku menunggu kabar darimu aku pun memutuskan untuk mencoba mencari penggantimu yang bisa menyayangiku dengan ketulusan hatinya walau tak secantik kamu..”
“aku minta maaf.. aku mohon padamu untuk berikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku padamu.”
“iya.. kamu tak perlu minta maaf kok, karena kamu tak pernah salah, semua itu salah aku, tapi kamu janji tak akan mengulangi semua kesalahanmu yang dulu..”
“iya aku janji dan akan berusaha untuk berubah,”
“iya aku mau balikan sama kamu. I Love You Nisa,” sambil memeluk Nisa dengan erat.
Nisa dan Wahyu pun balikan dan mencoba memulai semuanya dari awal lagi. Asma dan Wahyu pun tak pernah lagi bertemu semenjak malam itu.
So kawan, sayangilah pasanganmu dengan sayang yang tulus tanpa ada perasaan yang lainnya. karena dialah orang yang dapat mengerti akan perasaan kita.
Salam sayang dari sang maha penyayang untuk para penyayang….