Cinta Di Uks Sekolah

Di rumah. Jam menunjukkan pukul 06.40 pagi, aku segera berlari menuju kamar mandi. Setelah mandi aku segera memakai seragam putih biru yang sudah lama aku idam-idamkan. Hari ini merupakan hari pertama aku masuk sekolah di SMP Jaya Taruna setelah melawati kegiatan MOS. Aku pun berlari ke meja makan yang di sana sudah ada Mama dan juga Papa.

“Ma, Pa. Syela berangkat dulu, ya! Nanti Syela telat di hari pertama ini.”
“Sarapan dulu Syela, Mama sudah buat nasi goreng kesukaan kamu.”
“Maaf, ya Ma! Syela harus buru-buru ke sekolah.”
“Ya, sudah. Hati-hati ya sayang!”
Aku pun segera ke luar menuju taksi yang sudah aku pesan sebelumnya.

Di Sekolah. Hampir saja aku terlambat, aku pun langsung menuju ke lapangan. Semua siswa sudah berada di lapangan, karena sebentar lagi upacara akan segera dimulai. Upacara pun dimulai, tapi saat penaikan bendera aku merasa kepalaku ini sangat sakit. Sepertinya aku tidak kuat lagi untuk berdiri di sini dan melanjutkan upacara ini. Di UKS. Aduh, kepalaku masih sakit. Saat aku baru sadar, aku bingung “di mana aku ini! dan kenapa aku bisa di sini?”

“Kamu sudah sadar, dek?” tanya seorang cowok yang berada di sampingku.
“Iya, tapi ini di mana kak?” tanyaku kebingunan.
“Kamu sekarang di UKS, soalnya tadi itu kamu pingsan.” jelas cowok itu.
“Sepertinya cowok ini memang anggota PMR” pikirku dalam hati.
“Ya, sudah Kakak tinggal dulu. Kamu istirahat ya, dek!”
“Iya, makasih kak.”

Tidak lama cowok itu pergi, datanglah sahabatku Putri.
“Kamu tidak apa-apa kan Syel?” tanya Putri dengan raut wajah yang cemas.
“Putri, aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu cemas begitu.” jawabku berusaha menenangkannya.
“Syukurlah, tapi tadi yang rawat kamu di sini siapa?” tanya Putri.
“Itu tadi ada Kak… Aduh, aku lupa tanya nama Kakak itu. Yang pastinya dia itu anak PMR.” Jawabku pada Putri.
“Oh, gitu.” Balas Putri.

Karena hari itu hari pertama, jadi hanya sekedar untuk perkenalan saja. Cukup seru karena hari ini aku banyak mengenal hal baru, seperti kelas baru, teman baru, dan guru baru. Semenjak itu, aku jadi suka ingat kejadian di UKS. Aku masih penasaran. “Nama Kakak yang di UKS itu siapa, ya?” Aku pun berusaha cari tahu tentang dia. Akhirnya usahaku pun membuahkan hasil ternyata nama Kakak itu, Andre Wijaya dan dia adalah Ketua organisasi PMR.

Oh, jadi Kak Andre itu ketua PMR, aku jadi tertarik mau masuk PMR. Siapa tahu aku bisa lebih dekat dengan Kak Andre. Yang aku dengar itu, Kak Andre orangnya baik, pintar, dan saleh lagi. Tak terasa sudah empat bulan aku menjadi anggota PMR, ternyata memang benar Kak Andre itu orangnya baik. Tapi aku heran, kenapa kalau aku berada di samping Kak Andre, aku selalu saja gugup dan keringat dingin. Apa mungkin aku suka sama Kak Andre? Tapi yang aku tahu, Kak Andre itu sudah punya pacar. Namanya Ica, Kak Ica juga anggota PMR, dia orangnya baik, cantik, dan ramah lagi.

Kak Andre memang lebih cocok sama Kak Ica, daripada sama aku yang tidak ada apa-apanya. Mungkin aku harus mengubur perasaan aku dalam-dalam, karena tidak mungkin aku bisa bersama Kak Andre. Dan aku juga bukan yang terbaik untuknya, lebih baik aku merelakannya bersama Kak Ica. Tapi aku ingin Kak Andre tahu perasaanku selama ini padanya. Aku tidak kuat menahan ini semua. Aku tunggu waktu yang tepat, untuk mengatakan ini semua padanya. Saat acara perpisahan sekolah, ya! itu waktu yang tepat. Tapi bagaimana cara mengatakan ini semua.

Aku pun memikirkan hal ini matang-matang, jangan sampai aku melakukan hal yang salah di depan Kak Andre. Kalau Kak Andre nanti lulus dan sudah tidak satu sekolah lagi dengan aku, aku tambah jarang ketemu sama dia. Kira-kira hal apa ya! Agar Kak Andre itu tidak lupa sama aku. Setelah aku pikir-pikir, aku berniat kasih Kak Andre sesuatu, tapi apa ya? Aku punya ide, bagaimana kalau aku kasih Kak Andre tasbih, supaya kalau Kak Andre pegang tasbih itu dia akan ingat sama aku. Tibalah saat acara perpisahan sekolah, semua siswa mulai dari kelas 7-9 hadir di acara ini. Saat acara selesai, aku mengajak Kak Andre ke belakang gedung.

– Belakang Gedung.
“Kak, maaf sebelumnya aku sudah mengganggu Kakak. Aku cuman ingin bilang sesuatu ke Kakak.” Jelasku dengan sedikit gugup.
“Iya, gak apa-apa dek. Memangnya kamu mau bilang apa?”
“Begini kak, sebenarnya selama ini a..ku i..tu ssuu..ka sama Kakak, tapi aku tahu kalau Kakak sudah punya pacar dan aku tidak mau merusak hubungan Kakak. Maka dari itu, aku tidak minta jawaban dari Kakak. Aku cuman ingin Kakak tahu perasaan aku ke Kakak,” Kataku dengan sedikit gemetar.

“Oh, gitu.” Jawabnya singkat.
“Tapi Kakak tidak marah kan?” Kataku memastikan.
“Tidak, buat apa Kakak marah. Itu kan hak seseorang, bisa suka sama siapa saja.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Sebentar lagi Kakak akan pergi dari sekolah ini, jadi aku harap Kakak mau menerima ini dari aku” kataku sambil menyerahkan sebuah kotak yang berisi tasbih.
“Ini apa dek?” jawabnya sambil menerima kotak yang aku berikan.

“Di dalam kotak itu, ada tasbih kak! Aku sengaja kasih tasbih itu ke Kakak, supaya kalau Kakak pegang tasbih itu, Kakak akan ingat sama aku. Dan biar Kakak juga selalu ingat salat. ” jelasku panjang lebar.
“Makasih ya dek, Kakak pasti simpan tasbih ini.” Kata Kak Andre.
“Semoga Kakak baik-baik saja di sekolah Kakak yang baru nanti, dan aku harap Kakak tidak akan lupa sama aku.” Kataku sambil menghapus air mata yang tidak terasa menetes begitu saja.
“Iya, dek. Tapi Syela jangan nangis, kita kan bisa ketemu lagi di lain waktu.” Ucapnya sambil menghapus air mataku.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s